Senin, 07 Mei 2012

Stop Rasa Gelisah dan Takut

Part II

3.         Berdamailah.

Kata-kata ini sangat sering diucapkan oleh ibu saya dan bapak saya. Ketika saya mengikuti sebuah lomba di mana saya di tonton oleh ribuan orang yang menikmati festival saya sempat merasa down. Panik luar biasa sampai-sampai teks yang sudah saya hafal menjadi hilang seketika, untung saja bapak saya yang sekaligus pembina datang dan menghampiri saya. Ia mengatakan “berdamailah, semua akan menjadi sahabatmu.”

Kemudian yang saya pikirkan adalah
-kenpa saya bisa takut?
-kalau saya terus-terusan gelisah apakah bisa menguntungkan saya?
-kenapa saya harus menyerah sebelum bertanding?
Banyak orang yang beranggapan dirinya bukan pencemas, dia tidak mau mengakui sampai-sampai segalanya menjadi berantakan. Di saat inilah saya berusaha untuk menerima bahwa diri saya memeng pencemas saya memang penakut namun Saya berusaha menikmati apa yang terjadi pada diri saya, bukankah ini sensasi yang langka dan spektakuler? Ehehe
Tanpa kita sadari otak kita dan tubuh kita akan menjadi lebih rileks seperti keadaan semula.

4.         Cari kawan atau lawan
Segala sesuatu jika dihadapi sendiri akan membuat kelimpungan. Berbagi rasalah dengan orang lain. Sharinglah mengenai masalahmu. Tuhan menciptakan manusia dengan problem-problem yang ada sudah di sertai dengan penyelesaian masalahnya. Itulah fungsi dari manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berbagi rasa (curhat) perasaan akan menjadi semakin plong dan setiap orang memiliki pengalamannya masing-masing. Dengan pengalaman itu, kamu akan semakin kuat dalam menghadapi rasa cemas dan takut.

Cari kawan atau lawan, ini dua sisi yang berbeda namun bisa bermanfaat bisa juga tidak. misalnya saja kalau hal yang membuatmu takut di ketahui oleh temanmu yang jahil, kamu bakalan di kerjain habis-habisan. Di sini ada dua pilihan, bisa saja kamu akan makin ketakutan atau sebaliknya menjadi kebal. Mau mencoba? Pikir-pikir dulu ya..ehehe

5.         Naluri dan Jaga Ketenangan
Rasa gelisah dan ketakutan tidak akan bisa kita tentukan datangnya.
Kemarin saya sempat melihat teman saya, badannya besar dan terkenal cukup sangar tetapi ketika bersama saya dan kawan-kawan lainnya melewati sebuah pohon di dekat perpustakaan sekolah ia menjerit ketakutan sampai berlari, saya kira ia kesurupan..ehehe. ternyata ia takut terhadap ulat bulu. Mukanya sampai memutih dan kakinya sampai bergetaran. Memang lucu tapi saya merasa kasihan juga.
gambar dari: http://galeri.faktualita.com/2010/07/genitnya-si-ulat-bulu_08.html

Ia berlari sejauh mungkin dari tempat itu. Kemudian ia berhenti dan tanpa sadar mengelus-elus dadanya sendiri. Pasti terbersit pertanyaan “ada apa dengan dada?,”
Manusia sudah di bekali naluri oleh Tuhan untuk mengatasi rasa takut salah satunya dengan menciptakan manusia dengan titik-titik akupuntur. Titik inilah yang terdapat di dada. Ketika merasa takut atau gelisah tidak apa -saya sarankan- mengelus-elus dada agar pikiran menjadi lebih rieks dan bisa berfikiran jernih.

Selain di dada, kita juga bisa menenangkan diri dengan menekan-nekan titik akupuntur di tangan.
Selain dengan memanfaatkan titik akupuntur, sebaiknya ucapkan nama suci Tuhan. Mengucapkan nama suci Tuhan akan membuat kita memiliki ketenangan batin dan mempunyai keberanian lagi.

6.         Lawanlah
Ini adalah amunisi terakhir, setelah kita melalui semua tahapan di atas namun tidak berhasil. Cari dan lawanlah ketakutanmu. Perlu diingat melawan bukan berarti harus menghilangkan penyebab rasa takutmu melainkan melawan rasa takut dalam dirimu. Seperti halnya saya, anak pemalu dan tidak bisa bergaul. Saya berusaha melawan rasa takut yang saya hadapi dengan cara berusaha bergaul dan menyingkirkan keegoan saya. Namun perlu di ingat, beberapa situasi harus dihindari bagi kemanan diri kamu. Tidak akan ada sebuah penghargaan yang diberikan kepada orang yang membahayakan dirinya. Lawanlah selama itu logis dan kamu mampu melakukannya.

Greald Suarez mengatakan bahwa rasa takut tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikelola sehingga dapat memberikan dampak yang destruktif bagi orang yang memiliki rasa takut tersebut. Kembali saya ulangi bersyukurlah karena masih mempunyai rasa takut, manfaatkan rasa takut itu secara tepat dan jangan berlebihan dan saya tekankan tips di atas akan bisa terlaksana jika adanya kemauan untuk berubah.

Demikian artikel yang saya buat dengan bercermin dari pengalaman yang saya alami. Semoga bisa bermanfaat. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang destruktif sangat penulis harapkan.


Rendang, 7 Mei 2012
Trianandika


Tidak ada komentar:

Posting Komentar